Negara Indonesia memiliki banyak sekali destinasi wisata religi. Hal ini tentunya mampu menarik perhatian masyarakat. Beberapa destinasi tersebut diantaranya hadir dari pulau Kalimantan. Di pulau yang langsung berbatasan dengan Malaysia ini memiliki banyak destinasi wisata religi. Tak ketinggalan di Kalimantan terdapat berbagai deretan Masjid –Masjid Raya yang indah dan kokoh.
Tidak hanya megah dalam segi arsitekturnya namun dengan adanya masjid-masjid tersebut dapat bermanfaat bagi umat muslim di Kalimantan. Sebagi pusat kegiatan keagamaan, pendidikan agama dan lain-lainnya. selain sebagai pusat keagamaan keberadaan masjid Raya di Kalimantan ini juga sebagai daya tarik wisatawan di seluruh Indonesia. Sehingga dengan adanya masjid ini dapat mendorong perkembangan ekonomi daerah. Tentunya pembangunan ini membawa banyak manfaat bagi seluruh umat, khususnya umat Islam.
Nah mulai penasaran kan ? berikut ini kami akan menjelaskan beberapa masjid raya yang megah dan menjadi pusat perkembangan umat islam di Kalimantan. Selain itu masjid ini tidak pernah sepi oleh para jamaah. Mari simak di bawah ini!
Masjid Raya Sabilal Muhtadin
Masjid Raya Sabilal Muhtadin merupakan sebuah masjid yang besar dan megah di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Indonesia. Masjid Raya Sabilal Muhtadin ini lebih tepatnya berada di kelurahan Antasan Besar, Kecamatan Banjarmasin Tengah.
Di komplek masjid ini juga terdapat kantor MUI Kalimantan Selatan. Lokasi pembangunan masjid raya ini berada di tepi barat sungai Martapura. Proses pembangunannya mulai tahun 1981.
Dibangunnya Masjid Sabilal Muhtadin ini merupakan sebuah penghormatan dan bentuk penghargaan kepada Ulama besar alm. Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari mulai tahun 1710 sampai 1812. Beliau ini selama hidupnya rajin memperdalam dan mengembangkan ilmu agama Islam di Kerajaan Banjar atau yang saat ini dikenal dengan Kalimantan Selatan.
Ulama Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari ini tidak hanya di kenal di Nusantara saja. Melainkan sudah dikenal dan dihormati sampai luar negeri, seperti Mesir, Mekkah, Istambul, Filipina, Malaka dan Bombay.
Proses pembangunan masjid Raya Sabilal Muhtadin ini di bagun pada lahan seluas 100.000 m2 dan letaknya berada di tengah-tengah kota Banjarmasin. Sebelumnya tempat itu merupakan Komplek Asrama Tentara Tatas. Pada masa penjajahan Belanda tempat ini di kenal dengan fort Tatas atau Benteng kokoh Tatas.
Bangunan Masjid Sabilal ini terbagi 2 bangunan utama yaitu bangunan utama dan bangunan menara. Pada bangunan utama memiliki luas 5.250 m2 yang terdiri dari tempat ibadah seluas 3250 m2, ruang bagian dalam dua lantai yang luasnya 2000 m2. Sementara pada menara masjid terdapat satu menara besar yang tingginya 45 m2.
Untuk mempercantik bangunan maka Masjid Sabilal ini dilengkapi kaligrafi yang bertulisan ayat al-quran dan Asmaul Husna. Pembuatan tulisan kaligrafi ini di buat dari bahan tembaga yang bahannya banyak ditemui di daerah Kalimantan.
Berbagai Aktivitas yang Ada di Masjid Raya Sabilal Muhtadin
Masjid Raya Sabilal Muhtadin menjadi pusat kajian keagamaan dan menjadi tempat peringatan hari-hari besar Islam seperti Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha, peringatan Maulid Nabi dan Isra Mi’raj. Selain itu ada kegiatan rutin seperti khataman al quran.
Di komplek masjid ini juga terdapat sekolah Islam Sabilal Muhtadin. Di masjid ini juga hampir setiap hari ada pengajian. Pengajian yang selalu ramai oleh jamaah ketika pengajian KH Ahmad Bakeri atau yang lebih di kenal masyarakat Guru Bakeri. Pengajian rutin ini dilaksanakan pada malam jumat.
Apabila anda dan keluarga atau dengan para jamaah lainnya dapat menikmati arsitektur bangunannya yang megah seperti adanya bangunan kubah yang berwarna keemasan. Lampu hias di masjid ini mencapai 17 buah dengan bola kaya yang disusun dalam lingkaran garis tengah 9 meter.
Apabila anda berada di Masjid Raya Sabilal Muhtadin akan terkesan suasana yang kokoh dan menajubkan. Semua kaligrafi yang ada menggambarkan kekayaan cita rasa seni yang tinggi kepada Allah SWT.
Kalau anda dan keluarga berkunjung ke Masjid Raya Sabilal Muhtadin maka tak lengkap kalau tidak berkeliling komplek masjid dan sekitarnya. Salah satu kuliner yang paling menyita perhatian dan banyak di sukai orange adalah Soto Banjar. Soto ini unik karena terdapat ketupatnya, sementara topingnya terdapat suwiran ayam, telur dan yang paling menambak kenikmatan adalah kuah rempah-rempahnya.
Masjid Raya Masjid Raya di Kalimantan Timur
Masjid Raya Darussalam di Kalimantan timur dibangun sangat megah di tepi Sungai Mahakam. Masjid Raya Darussalam ialah Mashid yang bertemakan Turki di tengah kota Samarinda. Masjid bertemakan Turki sangat mudah dikenali dari segi menaranya yang ramping dan tinggi. Masjid bertemakan Turki ini sangat berbeda bila disandingkan dengan masjid yang bertemakan Arab seperti Masjid Islamic Center Samarinda yang tidak terlalu jauh dari masjid Darussalam.
Masjid Raya Darussalam merupakan masjid besar kedua setelah Masjid Islamic Center Samarinda di Kalimantan Timur. Masjid Raya Darussalam dapat dikenali bahkan dari kejauhan dengan 4 menaranya yang berdiri kokoh dan tinggi yang dibangun di setiap sudut masjid serta kubah yang besar berwarna hijau dan diapit beberapa kubah lain berukuran kecil.
Lokasi Masjid Raya Darussalam berada di kelurahan Pasar Pagi, Kecamatan Samarinda Ilir , kota Samarinda, provinsi Kalimantan Timur. Kelurahan Pasar pagi ialah salah satu pusat keramaian di kota Samarinda.
Sejarah Masjid Raya Darussalam
Masjid Raya Darussalam ini dibangun oleh saudagar dari Bugis dan Banjar yang bertempat tinggal di Samarinda pada tahun 1925. Lokasi Masjid Raya Darussalam pada saat itu berada di tepi Sungai Mahakam yang memiliki ukuran 25 m2 x 25 m2. Sejak pertama kali didirikan sudah mengalami renovasi pada tahun 1953 dan 1967 tanpa mengubah yang menjadi ciri khasnya. Sejak pertama kali didirikan, masjid ini di gunakan sebagai masjid jami’ atau masjid yang di gunakan untuk sholat jum’at selain dari sholat lima waktu.
Dengan kemajuan kota Samarinda yang semakin maju, maka dibutuhkanlah sebuah masjid yang besar, sehingga lokasi Masjid Raya Darussalam bergeser ke Jl. Yos Sudarso dengan luas lahan 15 ribu M2. Masjid Raya Darussalam pun diresmikan oleh Dr.H. Tarmzi Taher – Menteri Agama RI, pada tanggal 21 Rabi’ul Akhir 1418 H atau 25 Agustus 1997 M. Masjid ini berbahan bangunan beton dengan 3 lantainya serta mampu menampung 14.000 jamaah. Masjid ini juga memfasilitasi taman, kolam dan perpustakaan.
Pada bulan September 2010 lalu, sempat ada wacana untuk mengubah Masjid Raya Darussalam menjadi Masjid Agung. wacana tersebut dinyatakan oleh Kanwil Kemenag Kaltim, yang dasarnya adalah Keputusan Menteri Agama atau KMA Nomor 394 tahun 2004, dimana harus ada masjid yang disebut masjid raya, sementara tingkat kabupaten atau kota disebut masjid agung.
Ternyata wacana tersebut mendapat penolakan dari Walikota Samarinda Achmad Amins, penolakan dari Walikota ini di dukung tokoh masyarakat Samarinda termasuk Dewan Masjid Indonesia atau DMI seperti yang disampaikan oleh Sekretaris DMI Samarinda, HM Yusuf Mugenie. Penolakan tersebut didasarkan pada alasan sejarah serta menghormati para pendiri Masjid Raya Darussalam dan fakta bahwa nama Masjid Raya sudah melekat di hati masyarakat Samrinda.
Arsitektural Masjid Raya Darussalam
Masjid Raya Darussalam bergayakan Turki Usmani dimana seni bangunan masjid dengan gayanya sendiri yang ditandai dengan menaranya yang berbentuk bundar, ramping, menjulang tinggi serta puncak menara yang meruncing dengan lambing bulan sabit di ujung menara.
Menara di Masjid Raya Darussalam diletakkan disetiap sudut masjid dan dominan berwarna putih. Sedamgkan kubah Masjid Raya Darussalam memiliki keunikan tersendiri dimana kubah utama berukuran besar diapit oleh beberapa kubah kecil yang mengelilinginya. Adapaun 4 kubah kecil lain yang menghias di setiap sudut masjid. Tak lupa bahwa Ornames khas Kalimantan juga menghias kubah yang memberi keindahan tersendiri bagi Masjid Raya Darussalam.
Masjid Raya Darussalam dilengkapi Beranda dengan bukaan besar melengkung, sama seperti beranda di kesuluruhan jendala masjid juga dihias dengan ornament lengkungan. Di dalam masjid ini terdapat ruangan yang luas tanpa tiang-tiang penyanggah. Lantai Masjid Raya Darussalam juga di lengkapi dengan lantai mezanin. Masjid Raya Darussalam mampu menampung hingga 14.000 jamaah.
Warna hijau berdominan menjadi warna karpet sajadah di masjid, warna ini seirama dengan warna atap atau langit-langit masjid. Dinding sisi mihrab juga dilapisi dengan bahan bewarna lebih gelap disbanding dengan sisi dinding lainnya. Lampu-lampu gantung di ikut memperindah keindahan masjid ini.
Aktivitas Masjid Raya Darussalam
Walaupun Masjid Islamic Center Samarinda telah rampung didirikan, tetapi masyarakat masih tetap memilih beribadah di Masjid Raya Darussalam. Karena letak Masjid Raya Darussalam lebih dekat dengan pemukiman warga. Masjid ini pernah di singgahi Presiden SBY bersama Ibu Ani Yudhoyono untuk melaksanakan sholat Tarawih bersama masyarakat Kaltim dan di pimpin oleh imam K.H Ramly pada bulan Ramadhan 2006 silam.
Di dua hari raya, Masjid Raya Darussalam ini dipenuhi ribuan jamaah dari berbagai sudut kota Samarinda sepertii yang terjadi pada sholat Idul Fitri Rabu 31 Agustus 2011 silam. Pada waktu tersebut turut hadir Walikota Samarinda Syaharie Jaang dan Wakil Walikota Nusyirwan Ismail dan para ulama serta tokoh masyarakat diantara ribuan jamaah lainnya.
Demikianlah dua masjid Raya di Kalimantan yang memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan agama Islam di Kalimantan. Tentunya dengan adanya masjid ini tidak hanya bidang keagamaan saja yang mengalami kemajuan. Bidang-bidang lain pun turut berkembang dengan baik.
Di dalam pendidikan terdapat pendidikan islam yang kualitasnya sangat baik, terdapat kajian-kajian keagamaan dan bidang ekonomi yang semakin pesat. Fasilitas yang ada di komplek masjid dapat mendorong perkembangan ekonomi masyarakat sekitar atau bahkan masarakat luar daerah Kalimantan yang mencoba mengembangkan bisnis di Kalimantan. Seperti adanya bisnis jual karpet masjid Jakarta yang mencoba mencari keberuntungan di sekitar lokasi Masjid Raya di Kalimantan.
Hal ini tentunya menjadi sesuatu yang positif sehingga membuka lapangan pekerjaan. Bagi siapa saja yang mampu melihat peluang dan itu bermanfaat maka usahanya tidak akan sia-sia. Tentunya dibarengi dengan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Walau bagaimanapun rejeki datangnya dari Allah SWT. Selalu berusaha dan berdoa agar semua yang kita lakukan dapat bermanfaat dan berguna untuk semua umat.
Semoga penjelasan mengenai masjid Raya di Kalimantan ini dapat menambah pengetahuan kita tentang tempat-tempat di Indonesia yang memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan keagamaan, terutama di wilayah Kalimantan dan sekitarnya.