Nama Bulan Yang Ada Di Ajaran Islam

Untuk mendapatkan hasil nama-nama bulan pada kalender Hijriah terdapat sebuah metode perhitungan yang menggunakan perputaran bulan. Di dalam sebuah al-qur’an terdapat beberapa pendapat mengenai bulan-bulan yang dijadikan sebagai aspek penanggalan Mayoritas bagi penduduk Arab di masa itu. Di mana dikatakan bahwa bilangan bulan menurut Allah SWT terdapat 12 bulan. Dan Nabi Muhammad juga bersabda di mana pada zaman saat ini semuanya sudah berjalan dan perjalanan awalnya pada saat Allah menciptakan langit dan bumi selama 1 tahun yaitu 12 bulan. Dan terdapat empat bulan haram dan 3 bulan yang berurutan yaitu seperti Dzulkaidah, Dzulhijah dan Muharram. Bahkan masyarakat yang di Arab pun sudah banyak mengetahui bulan-bulan yang ada di dalamnya tidak bolehuuntuk melakukan perang. Namun hal tersebut malah dilakukan oleh parappemuka musyrikin. Di mana mereka melakukan hal tersebut untuk kepentingan pribadi dan golongannya. Bahkan mereka pun dengan sengaja menukar bulan haram ke bulan berikutnya sehingga mereka pun melakukan perang pada saat bulan Muharram.

Mengenal Nama Bulan Dalam Islam

Dengan adanya pergeseran bulan-bulan menimbulkan sebuah kekacauan yang membuat mereka semakin terus bangga dengan hal tersebut. Karena hal-hal yang buruk bagi setan pastinya merupakan suatu hal yang sangat indah dan Allah pun tidak akan memberikan sebuah petunjuk kepada orang-orang kafir. Bangsa Arab kuno pun juga menganut sebuah sistem 12 bulan namun untuk nama-namanya mungkin berbeda dari zaman Jahiliyah. Di mana 12 bulan tersebut diawali dengan bulan Al mu’tamir yang mungkin sama dengan Safar sehingga itu sudah dianggap sebagai bulan pertama. Yang kemudian dilanjutkan dengan bulan Najir, Khawwan, Nissan, Hantam, Zaba’, al-Asamm, Adil, Nafik, Waghl, Huwa’ dan Burak. Namun semua itu sebenarnya sudah ditinggalkan oleh generasi Arab yang muncul setelahnya. Sehingga mereka pun mengubah nama ke-12 tersebut agar mereka bisa menjadikan patokan untuk adat istiadat ataupun iklim cuaca.

Dengan adanya sistem penanggalan dari Arab yang memang menggunakan sebuah metode bulan yang tidak menghiraukan muslim sehingga terdapat sebuah kompetensi dalam konteks budaya Arab yang menunjukkan kesadaran dari musim yang ada di dalam penamaan beberapa bulan. Sehingga nama bulan yang sudah disertai dengan imbuhan awal dan akhir.