Memahami Dalam Pemberian Nama Bayi Perempuan Islami

Ketika seorang suami dan istri telah menikah, dan dikaruniai oleh seorang anak perempuan. Tentu mereka akan memberikan nama yang memiliki arti yang bagus, tujuannya agar kelak sang bayi bisa menjadi apa yang diharapkan dari arti nama tersebut. Di agama islam sendiri, ada banyak sekali nama yang bisa digunakan. Nama bayi perempuan islami perlu diperhatikan secara teliti, sehingga nama memiliki arti yang baik dan memberikan wujud dari karakter sang anak. Sebelum kita membahas lebih dalam mengenai nama bayi perempuan ini, ada baiknya bila anda tahu terlebih dahulu apa yang harusnya menjadi panutan dalam pemberian arti nama.

Pengertian Arti Nama

Tentunya orang tua akan memberikan nama terbaik untuk buah hatinya, arti dari nama ini bisa menjadi tujuan atau harapan orang tua yang akan dimiliki sang anak. Pastinya anda sering sekali melihat seseorang memiliki nama yang belum tentu dimiliki seseorang. Tentunya ada tata cara yang harus diikuti bila ingin memberikan nama untuk anak perempuannya, hal ini juga sudah dijelaskan menurut agama islam. Agar anda semakin paham bagaimana tata caranya, berikut ini akan kami jelaskan tata cara dan etika pemberian nama para bayi perempuan menurut agama islam.

Tata Cara dan Etika Pemberian Nama Menurut Agama Islam

Islam adalah agama yang baik dan juga sempurna, dimana dalam agama ini telah diatur segalanya yang baik untuk kehidupan umatnya. Tentu hal ini bisa terjadi karena agama islam menuntun umatnya untuk tetap berada di jalan yang benar, dan hal yang kita lakukan tidak menimbulkan kerugian pada diri ataupun orang lain.

Lalu, apakah dalam agama islam juga sudah diatur tata cara dan norma dalam memberikan nama pada anak? Agar anda lebih jelas, berikut ini penjelasannya.

Dalam bahasa Arab, nama seseorang disebut dengan isim atau ismi. Setiap insan yang lahir ke dunia pastilah memiliki nama, dimana nama tersebut akan dijadikan identitas dirinya sendiri. Hal ini guna untuk membedakan satu orang dengan satu lainnya, karena hal inilah kenapa nama diwajibkan untuk disematkan pada diri seseorang.

Dalam Quran surat Maryam ayat 7, Allah SWT berfirman, “Hai Zakariya, sesungguhnya Kami memberi kabar gembira padamu dengan hadirnya seorang anak laki-laki yang bernama Yahya, yang Kami belum pernah memberi nama seperti itu sebelumnya”.

Kesimpulan dari ayat tersebut bisa diketahui, bahwa Allah SWT telah memberikan nabi Zakaria seorang anak laki-laki, Yahya, dan itu menandakan bahwa dalam agama islam sebuah nama itu sangat penting. Rasulullah SAW juga pernah bersabda, bahwa: “Sesungguhnya diantara kewajiban orang tua pada anaknya adalah menulis, memberi nama yang baik, serta menikahkannya ketika sudah dewasa” (Hadist riwayat Ibnu Najar).

Berikut ini tata cara dan etika pemberian nama menurut agama Islam:

  1. Pilihlah Nama yang Baik

Agama islam menganjurkan pada setiap orang tua untuk memberi nama pada anak-anaknya dengan nama yang baik dan benar, karena dalam agama islam nama adalah doa yang setiap hari disebutkan. Karena hal inilah, kenapa orang tua tidak diperbolehkan memberikan nama dengan asal atau sembarangan. Agama islam telah memberikan tata cara dan tuntunan pada umatnya, sehingga orang tua tidak salah dalam memberikan nama pada anak-anaknya nanti.

Untuk memastikan bahwa nama yang diberikan bagus, anda bisa mengambil nama bayi perempuan anda dari istri para nabi. Atau anda juga bisa mengambil dari anak-anak nabi yang sholehah, dimana namanya memiliki arti yang bagus dan diharapkan bisa berakhlak sepertinya kelak.

Selain itu, anda juga bisa mengambil nama bayi perempuan anda dengan mengambil nama-nama sifat Allah SWT. Hal ini juga akan menjadi pedoman untuk anda, sehingga setiap anda mengingat anak anda maka anda juga akan mengingat Allah SWT. Anda tidak perlu ragu ketika hendak mengambil nama-nama Allah SWT untuk anak anda, karena nama Allah sudah terjamin arti baiknya.

Selain itu, sebagai muslim yang baik orang tua juga dilarang untuk memberikan nama yang dilarang oleh agama islam. Contohnya memberikan nama pada anaknya dengan nama sebuah berhala, atau raja kafir seperti firaun. Tentu nama yang buruk akan menjadikan sifat anak buruk pula, karena kedepannya seorang anak akan berusaha mencari arti namanya dan menjadikan arti tersebut sebagai pegangan mereka.

Selain memberi nama berhala atau nama yang memiliki arti buruk, dalam agama islam juga melarang pemberian nama yang memiliki tujuan memuji diri sendiri atau berarti kedustaan.

Nabi Muhammad SAW juga pernah bersabda bahwa “Sesungguhnya nama yang sangat dibenci oleh Allah SWT adalah, orang yang bernama malakul amlak atau rajanya raja”. (HR. Bukhari dan Muslim).

Hal ini juga dikuatkan dengan adanya ucapan Aisyah ra, bahwa Rasulullah SAW merubah nama yang jelek menjadi nama yang baik. Hal ini diriwayatkan oleh At-Tirmidzi.

  1. Memberi Nama Pada Waktu yang Tepat

Waktu yang paling baik dalam memberikan nama adalah segera setelah bayi lahir, sehingga doa terus terpanjatkan ketika disebutkan oleh banyak orang yang berkunjung. Rasululah SAW juga pernah bersabda, Semalam setelah anakku lahir kuberi nama seperti ayahku, Ibrahim (HR, Muslim).

Kemudian ada lagi hadist dari riwayat Bukhari “ Anak laki-lakiku lahir dan kubawa pada Nabi SAW, beliau lalu memberi nama Ibrahim. Kemudian Nabi SAW menyuapi putraku dengan kunyahan kurma seraya mendoakan dengan kebaikan, setelah itu Nabi SAW meyerahkan kepadaku.

Dari beberapa hadist yang tertera diatas, dapat diketahui bahwa para sahabat Rasul memberi nama anak-anaknya segera setelah anak mereka lahir. Menurut sunah Rasulullah SAW, ada 3 waktu yang tepat dan baik dalam memberikan nama pada seorang anak. Yakni di hari kelahirannya, kemudian hari ketiga dan yang terakhir adalah hari ketujuh setelah kelahirannya.

  1. Pemberian Nama Serta Nasab Anak Merupakan Hak Seorang Ayah

Sebagai pemimpin dalam keluarga, peran seorang ayah memang sangatlah penting. Seorang ayah juga berperan sebagai imam dalam rumah tangga, sehingga dalam pemberian nama pada seorang bayi juga menjadi hak seorang ayah. Dalam ajaran agama islam seorang anak dalam masalah merdeka dan budak mereka ikuti ibunya, namun untuk masalah pemberian nama dan nasab mereka ikut dengan ayahnya.

Sebagaimana dengan yang telah disebutkan, bahwa pemberian nama dan nasab seorang bayi perempuan menjadi hak seorang ayah. Sebagai contoh, apabila sang ayah bernama idris, ibunya bernama aminah dan anak bernama zein. Maka anak tersebut akan dipanggil zein binti Idris, bukan zein binti aminah.

Hal ini juga dikuatkan dengan banyaknya hadist yang menyebutkan bahwa anak haruslah dipanggil menggunakan nama ayah bukan ibu. Jadi dari sini kita bisa mengambil kesimpulan, bahwa nama anak haruslah menggunakan nama yang indah dan bermakna bagus. Tentu sebagai seorang ayah, haruslah bertanggung jawab atas nama yang diberikan. Maksutnya, sang ayah harus bisa mendidik anak dan membesarkannya hingga nama yang disematkan bisa menjadi wujud sesungguhnya yang ada pada sang anak.

Nah, setelah anda mengetahui tata cara dan etika yang sudah diatur dan dijelaskan diatas. Tentunya sekarang anda sudah lebih tahu bagaimana memberi nama pada bayi perempuan yang baru lahir, intinya carilah nama yang memiliki arti yang baik karena nama adalah doa. Anda tidak harus memberikan nama yang menggunakan bahasa Arab ataupun harus menjurus pada sifat-sifat Allah SWT, selama nama yang anda berikan memiliki arti baik meskipun itu bahasa Jawa maka hal itu boleh-boleh saja.

Bila anda sudah mengetahui tata cara diatas namun masih kebingungan dalam menentukan nama putri anda, berikut ini nama yang bisa anda gunakan yang merupakan nama istri dan anak-anak Rasulullah.

Nama-nama istri dan putri Rasulullah SAW

  1. Fatimah Azzahra

Ia merupakan anak yang namanya dikenal oleh muslim dunia, dimana mereka mengenal Fatimah karena kebaikan dan sifat kemuliaannya. Fatimah ini dijuluki dengan anak yang berkarakter persis dengan sang ayah, dimana dirinya sangat baik kepada siapapun.

Arti nama Fatimah sendiri adalah berseri, dimana nama ini digunakan oleh Nabi Muhammad SAW dengan harapan agar sang anak memiliki wajah berseri dan hati yang selalu berseri. Nabi Muhammad SAW menjadikan nama tersebut sebagai doa, dengan harapan sang anak bisa memberikan kebahagiaan serta menjadi teladan untuk semua orang yang ada di sekitarnya.

Fatimah ini merupakan anak dari istri pertama Nabi, Khadijah yang lahir tepat pada 10 Jumadil Akhir, 5 tahun usai kenabian atau pada tahun 606 Mekkah. Lahirnya Fatimah ini menjadi hal gembira bagi Nabi Muhammad SAW, dirinya tumbuh dan di umur 5 tahun dirinya menjadi saksi akan turunnya wahyu yang menjadi tugas sang ayah. Selain itu, Fatimah juga mengetahui gangguan yang dilancarkan kaum kafir kepada sang ayah hingga meninggalnya sang ibu.

Fatimah ini menikah dengan Ali bin Abi Thalib, yang kemudian 6 bulan setelahnya dirinya harus merelakan atas meninggalnya sang ayah. Saat itu dirinya merasa sangat sedih karena harus ditinggal sang ayah, namun dirinya merasa senang karena dirinya mendapatkan kabar akan masuk surga dari sang ayah.

  1. Ruqayyah binti Muhammad SAW

Ruqayyah merupakan putri Nabi dengan sang istri Khadijah, dimana Ruqayyah lahir 7 tahun sebelum Muhammad menjadi nabi atau tahun 603 Mekkah. Saat itu umur nabi Muhammad SAW 33 tahun, dimana Ruqayyah mendapatkan gelar Dzat al Hijratain.

Ruqayyah menikah dengan Ustman bin Affan, kemudian mereka hijrah ke Habasyah dan memiliki anak yang bernama Abdullah. Ruqayyah meninggal pada hari pertempuran Badar pada tahun 2 H, dimana saat itu dirinya sedang mengalami sakit di usia 21 tahun. Ketika sakit dirinya sedang dijaga suaminya, dan itulah yang menyebabkan kenapa sang suami tidak bisa ikut perang.

Kabar meninggalnya putri Rasulullah SAW bertepatan dengan kemenangan kaum muslimin, dan kita tahu bahwa kematian seseorang sudah digariskan oleh Allah SWT dan tidak ada satu mahkluk pun yang tahu akan hal itu.

  1. Zainab binti Muhammad SAW

Zainab binti Muhammad SAW merupakan anak sulung dari ibunda Khadijah, yang lahir pada tahun 600 Mekkah atau 23 tahun sebelum Hijrah. Zainab ini menikah dengan seorang laki-laki yang belum memeluk agama islam, Abul Ash al Rabi, dan mereka dikaruniai 2 orang anak yang bernama Ali dan Umamah. Namun anak yang bernama Ali meninggal ketika masih bayi, namun perjuangan Zainab ini sangat keras untuk membuat sang suami masuk islam.

Dirinya berusaha sekuat tenaga, bahkan dirinya sampai menjual kalung ibunya untuk menebus sang suami. Hingga akhirnya sang suami mendapatkan hidayah, dan saat itu Zainab menikah untuk kedua kalinya secara islamiah. Zaenab ini meninggal di usia 29 tahun, dirinya meninggal karena mengalami sakit dan dimakamkan di Jannatul Baqi.

  1. Ummu Kulsum binti Muhammad SAW

Ummu Kulsum merupakan anak dari Nabi Muhammad SAW dengan Khadijah, dimana anak nabi ini lahir tepat 6 tahun sebelum Muhammad menjadi Nabi. Ummu Kultsum ini pernah ikut hijrah bersama Fatimah ke Madinah, dirinya kemudian menikah dengan Ustman bin Affan pada tahun 4 H.

Ummu Kultsum ini meninggal saat Ramadhan 9 atau Maret 630 Madinah karena mengalami sakit, kemudian jenazah Ummu Kultsum ini dimakamkan di Jannatul Baqi bersama keluarga muslim lainnya.

Itulah nama-nama putri dari Nabi Muhammad SAW, tentunya dengan memiliki pengetahuan dan sejarah perjalanan anak-anak nabi. Anda bisa memastikan untuk menggunakan nama mereka untuk putri kesayangan anda, diharapkan bisa mengikuti sifat dan kebaikan yang mereka miliki.

Tentunya setelah anda mengetahui cara dalam memberi nama dan contoh nama diatas, anda juga harus mengajarkan anak anda dalam berperilaku menurut agama islam. Selain itu, dalam agama islam sendiri juga diajarkan bahwa wanita haruslah menutup semua aurotnya agar tidak mendapatkan dosa.

Umumnya para orang tua akan memberikan pakaian yang tertutup, dan ini bisa anda dapatkan dengan mudah di toko-toko bayi. Saat ini juga bisa dikatakan bahwa eranya modern, dimana anda bisa mendapatkan model gamis terbaru dengan berbagai bentuk dan ukuran. Tentu bentuknya tetap mengacu pada norma-norma agama, sehingga tetap nyaman digunakan namun tetap tampil trendi.

Memang bila memberi nama bayi perempuan islami sudah dipahami, akan lebih lengkap bila anda juga tahu bagaimana cara mendidik anak perempuan agar mau menggunakan pakaian yang tertutup atau islami. Memang sangat mudah bila mengajarkan hal ini sejak dini, namun tidak ada waktu terlambat bila anda baru mengajarkannya setelah dewasa. Agar anda tak kesulitan, berikut ini tips yang bisa anda ikuti.

Tips Mendidik Anak Perempuan Sedari Dini

Memang ntah itu laki-laki maupun perempuan, sebagian besar tips memiliki kesamaan dalam cara mendidiknya. Namun tetap saja, cara ini tidak boleh disamakan karena ada banyak hal yang bisa mempengaruhi sifat anak nantinya. Berikut ini beberapa tips yang bisa anda terapkan pada anak anda, setelah anda memberikan nama padanya.

  1. Menanamkan keimanan dan ketakwaan

Menanamkan keimanan serta ketakwaan pada anak merupaka hal wajib, akan lebih baik bila anda bisa menerapkan ajaran tauhid pada anak anda sejak dini. Beritahu dasar-dasar agama, mulai dari tuhan yang menciptakan serta nabi dan lain-lainnya.

Sangat menguntungkan bila anda bisa masuk ke anak anda, karena seorang anak biasanya merasa penasaran dan ingin tahu akan segala hal yang dilakukan orang tuanya. Disinilah anda akan sangat mudah menyampaikan, tentunya dengan cara pendekatan dahulu hingga menjelaskan bahwa manusia haruslah mengikuti perintah dan larangan Allah SWT.

Tentunya anda tidak akan bisa memberitahu anak anda secara langsung melalui lisan, anda harus mengajari anak anda sembari anda mempraktekkannya. Contohnya, ketika anda berdoa sebelum makan maka anak akan terpacu untuk mengikuti tindakan yang anda lakukan.

Kemudian lakukan beribadah didekatnya, anda bisa membelikan mukena atau pakaian yang tertutup dengan desain yang modis. Sehingga anak lebih tertarik dan senang menggunakannya, dan anak tidak akan merasakan risih dengan pakaian yang mereka kenakan saat itu.

  1. Bekali anak dengan ilmu agama dan Al-Quran

Dalam mendidik anak haruslah di biasakan sejak kecil, salah satu caranya adalah dengan membekali dengan ilmu agama dan Al-Quran. Tak usah menunggu hingga baligh, karena di usia baligh mereka akan memiliki banyak alasan untuk menghindar. Semisal di usianya 2 tahun, tentu dirinya sudah mulai paham dalam membaca. Anda bisa mengajarkan huruf-huruf arab agar mereka mudah mengenal, kemudian dilanjutkan untuk membaca Iqra setelah lancar.

Saat ini ada TPA yang bisa anda jadikan solusi untuk mengajarkan ilmu agama pada anak anda, namun anda juga harus mengimbanginya dengan mengajarkan secara mandiri tanpa bantuan orang lain. Hal ini juga untuk mendekatkan diri anda dengan anak anda, karena pendidikan dari keluarga lebih besar efeknya dari pada pendidikan formal.

  1. Ajari anak untuk berbakti pada orang tua

Saat ini, hampir banyak anak yang berani membentak orang tuanya. Tentu hal ini snagat miris bila terjadi pada diri anda, hal itu bisa terjadi karena kurangnya pendidikan akan saling menghormati. Sangat penting bila anda mau mengajarkan pada anak anda, agar menghormati orang yang lebih tua darinya. Hal ini juga perlu anda praktekkan, sehingga anak anda bisa mengikuti apa yang anda lakukan.

Contohnya, ketika anda lewat di depan orang tua kemudian menunduk. Dengan hal sekecil itu maka akan menjadi contoh untuk anak anda, sehingga anak bisa memiliki jiwa rendah hati dan menghormati orang yang lebih dewasa di atasnya.

  1. Mengajari anak untuk menutup aurat

Keutamaan anak perempuan adalah menutupi auratnya, jangan sampai anak perempuan anda mengumbar auratnya di depan laki-laki yang bukan muhrim. Bukan hanya sebuah dosa yang akan diterima anak anda, namun orang tua juga akan diharamkan masuk surga bila sampai anaknya melakukan hal demikian.

Memang anak lebih mudah menerima pendidikan bila dirinya melihat secara langsung, dari sini anda bisa mencontohkan dengan menggunakan kerudung saat beraktifitas. Atau menggunakan pakaian yang tertutup dan membelikan anak pakaian gamis atau semacamnya, anda bisa memilih pakaian yang cocok pada anak anda. Anda juga harus tahu, bahwa anak perempuan umumnya mengidolakan sang ibu dan mengikuti apapun aktifitas yang dilakukannya.

  1. Ajari untuk menjaga harga diri

Saat ini sudah banyak bisa anda temui pergaulan anak yang lepas kontrol, dimana mereka bermesraan di tempat umum dan merasa biasa. Karena hal ini tak heran bila banyak kasus wanita yang hamil diluar nikah, dan kami yakin bila anda sebagai orang tua tidak ingin merasakan hal seperti ini.

Batasi pergaulan anak anda, bila memang pergaulannya lebih mengarah ke hal yang negatif. Anda juga bisa mengajarkan bagaimana cara bergaul yang tepat, sehingga tidak menyimpang dari norma-norma agama. Tentu hal ini sangat penting untuk diketahui dan diterapkan, sehingga dari pemberian nama bisa didapatkan hasil yang sesuai dengan apa yang diharapkan sebelumnya.