Apa Sajakah Fase Menstruasi Yang Terjadi Dalam Tubuh Wanita?

Setiap wanita pasti mengalami menstruasi setiap bulannya, yang mana terjadi peluruhan sel telur yang tidak dibuahi. Walaupun menstruasi adalah hal yang terjadi setiap bulannya, apakah anda sudah tahu bagaimana proses terjadinya tamu bulanan ini? Jika anda belum tahu maka anda sama seperti sebagian besar wanita Indonesia yang tidak tahu bagaimana proses terjadinya proses menstruasi di tubuh anda. Namun walaupun anda tidak tahu fase menstruasi apa saja yang terjadi, pasti anda mengetahui ciri-ciri terjadinya bukan? Sebut saja jerawatan, nafsu makan yang meningkat, mood swing, dan lain sebagainya.

Mengenal siklus menstruasi

Tidak ada salahnya mengenal diri lebih baik lagi, seperti memahami bagaimana proses menstruasi terjadi, seperti apa saja fase menstruasi yang terjadi di dalam tubuh. Dengan memahami tubuh anda lebih dalam, anda bisa menghargai diri lebih baik lagi, merawat diri dengan lebih baik daripada sebelumnya, tidak menggunakan sembarangan obat seperti obat telat datang bulan apabila memang belum perlu mengkonsumsi obat dan lain sebagainya. Langsung saja, berikut adalah fase-fase menstruasi yang membuat emosi anda naik turun selama “tamu” sedang berkunjung:

  1. Fase pendarahan (hari ke 1 sampai ke 5)

Fase pertama adalah fase pendarahan dimana rata-rata terjadi selama 1 hingga 5 hari, namun ada beberapa yang berlangsung hingga 7 hari. Pada fase ini hormon progesteron akan turun secara drastis dan membuat tubuh anda berada pada titik lemah, anda menjadi lebih mudah terserang penyakit. Di fase ini lapisan rahim yang ada di dalam tubuh anda akan mulai luruh dan keluar dari tubuh dalam bentuk darah menstruasi dengan jumlah sekitar 10 hingga 80 mL. Akibatnya rahim dan otot perut akan berkontraksi untuk mengeluarkan darah menstruasi tersebut, kontraksi tersebut lah yang membuat perut anda terasa kram ketika hari menstruasi tiba. Walaupun tubuh berada pada titik terendah, jangan jadikan tersebut sebagai alasan untuk bermalas-malasan di dalam kamar. Malah sebaiknya ketika sedang menstruasi melakukan olahraga ringan untuk mengurangi rasa sakit yang timbul, misalnya saja dengan berjalan-jalan. Selain itu jangan lupa minum banyak air putih dan makan secara teratur karena tubuh membutuhkan banyak energi. Ingat, selama rasa sakitnya masih dapat diterima, anda tidak perlu khawatir. Namun ketika nyerinya sudah berlebihan sehingga membuat anda kesulitan melakukan aktivitas maka sebaiknya anda segera menghubungi dokter. Jangan lupa untuk mencatat gejala-gejala yang timbul dan kapan terjadinya rasa nyeri tersebut agar dapat memudahkan diagnosis dokter.

  1. Fase pra-ovulasi (hari ke 1 sampai ke 13)

Pada fase kedua kelenjar pituitari akan melepaskan FSH atau Follicle Stimulating Hormone yang akan merangsang folikel di dalam ovarium agar tumbuh dan menjadi matang. Nantinya hanya ada satu folikel saja yang akan berubah menjadi sel telur. Fase ini dimulai ketika menstruasi setelah selesai sehingga lapisan dinding rahim yang sebelumnya sudah luruh (menstruasi), nantinya akan menebal kembali. Berbeda dengan fase sebelumnya yang berhubungan dengan hormon progesteron, pada fase pra-ovulasi akan membuat hormon estrogen dan hormon testosteron meningkat. Peningkatan kedua hormon ini akan membuat mood anda menjadi semakin baik dan anda akan merasakan dorongan energi yang positif. Selain itu, akibat hormon testosteron anda akan merangsang libido anda dan akibat hormon estrogen maka nafsu makan anda dapat terkontrol dengan lebih baik, tidak seperti ketika fase menstruasi/ fase pendarahan.

  1. Fase ovulasi (hari ke 14)

Fase ovulasi akan menjadi puncak fase karena ovulasi menjadi puncak dari semua kerja keras yang telah terjadi di dalam tubuh selama 2 fase sebelumnya. Dengan produksi LH (Luteinizing Hormone), sel telur yang matang akan dilepaskan dari folikel yang terdapat di ovarium ke saluran tuba falopi dan akan bertahan disana selama 12 hingga 24 jam. Umumnya fase ini terjadi di hari ke 14 saat masa pendarahan, hanya saja masa ovulasi setiap wanita tidak sama karena tergantung dari siklus menstruasi masing-masing orang. Beberapa faktor yang mempengaruhi siklus menstruasi adalah stres, sakit, berat badan, diet dan juga olahraga. Di fase inilah kadar hormon estrogen dan juga testosteron berada di puncaknya, sehingga anda akan merasa percaya diri dan kulit juga menjadi lebih halus, tak heran apabila hal ini membuat gairah seksual menjadi lebih tinggi.

  1. Fase luteal (hari ke 15)

Sebagai fase menstruasi terakhir, korpus luteum akan terbentuk di ovarium bekas folikel setelah ovarium ditinggal oleh sel hancur yang meluruh karena tidak dibuahi oleh sperma. Fase ini berlangsung cukup lama karena dimulai pada hari ke 15 hingga hari menstruasi selanjutnya. Di fase ini kadar estrogen dan testosteron akan mulai menurun, namun sebaliknya hormon progesteron akan kembali meningkat agar bisa mempertahankan dinding rahim atau endometrium. Progesteron sendiri merupakan hormon yang disebut juga sebagai anti kecemasan alami yang dimiliki oleh tubuh. Dengan adanya progesteron, mood akan terasa lebih baik karena mood menjadi stabil dan tidak menggebu-gebu seperti ketika di fase ovulasi saat kadar hormon progesteron menurun. Hanya saja di fase ini anda akan merasakan berbagai gejala PMS seperti:

  • Payudara membengkak atau melunak
  • Sakit kepala
  • Puting payudara lebih sensitif
  • Sakit punggung, terutama punggung bagian bawah
  • Jerawat
  • Depresi
  • Nyeri perut bagian bawah
  • Mual
  • Masalah kulit

Kenapa fase menstruasi terjadi selama beberapa hari?

Untuk mengeluarkan seluruh darah menstruasi dibutuhkan waktu beberapa hari, hal tersebut tidak hanya tergantung dari ukuran rahim atau berapa banyak hormon yang dikeluarkan tapi juga tergantung dari ukuran lubang bukaan rahim. Lubang bukaan rahim ini disebut sebagai external os, ukurannya sangat kecil bahkan lebih kecil daripada lubang sedotan. Karena itulah dibutuhkan waktu hingga beberapa hari untuk mengeluarkan seluruh darah menstruasi hingga benar-benar bersih.

Ketika masa fase menstruasi, rahim dalam tubuh mengkerut agar bisa mengeluarkan darah menstruasi di dalamnya. Bila dianalogikan seperti ketika anda meremas pasta gigi agar bisa mengeluarkan isinya dari wadahnya. Tentunya ketika anda mengeluarkan pasta gigi dari wadahnya dibutuhkan waktu yang lama hingga pasta gigi tersebut habis bukan? Begitu juga dengan darah menstruasi, karena ukuran lubang yang kecil, dibutuhkan waktu beberapa hari agar darah menstruasi dapat dikeluarkan seluruhnya dari tubuh.

Terkait bagaimana darah dikeluarkan dari dalam tubuh, posisi rahim yang akan menentukannya. Ketika posisi rahim berada pada sudut yang normal maka darah dapat mengalir keluar dengan lancar. Hal sebaliknya akan terjadi, darah menstruasi tidak dapat keluar dengan lancar seperti pendarahan terlihat sudah selesai namun sebenarnya pendarahan hanya terhenti sebentar sebelum akhirnya akan muncul pendarahan kembali. Hal ini terjadi karena posisi rahim terlalu miring ke arah belakang atau ke depan.